Para perempuan begitu terbius dengan kata cantik. Mereka mencari berbagai cara agar tampilannya tetap cantik.
Tengoklah bagaimana ratusan bahkan ribuan remaja puteri Korea yang
memvermak wajahnya dengan cara bedah plastik. Terpuruk dalam kemiskinan
bagi mereka belum masuk hitungan sebagai bencana. Tetapi, terlahir
sebagai perempuan buruk rupa adalah sebuah kutukan.
Masih ingat dengan Inong Malinda Dee?
Coba cari foto dia saat duduk di bangku SMA lalu bandingkan dengan
wajahnya saat ini. Ooo…. Jauh bumi dengan langit. Berapa juta dollar
dana yang telah digunakannya untuk mengubah seluruh tampilannya?
Untuk siapa para cewek berjibaku mengubah performance-nya agar cantik?
Ya, buat siapa lagi kalau bukan untuk para lawan jenisnya: suaminya,
gebetannya, bisa juga untuk lawan jenis yang gak bisa disebutkan secara
spesifik. Bahkan, bukan untuk siapa-siapa.
Secantik apa pun kadang perempuan masih
diliputi perasaan sebagai si itik buruk rupa. Tidak sedikit yang
terobsesi bisa tampil layaknya boneka Barbie. Mereka sulap hidung
peseknya agar mancung tapi mungil, mata lebih lebar, bibir semakin
seksi, payu dara besar, pinggul lebih padat dan berisi.
Ironisnya, faktor kesehatan dan
keselamatan jiwa tidak menjadi prioritas utama. Puluhan ribu wanita di
Amerika Latin, beberapa di antaranya figur publik, panik karena besar
kemungkinan implan yang ditanam dalam payudara mereka tidak aman.
Padahal untuk memperbesar buah dada harus keluar uang sedikitnya
US$2.200.
Bila di Korea vermak wajah bisa menjadi
hadiah istimewa seorang ayah kepada putri semata wayangnya, maka di
Venezuela implan payudara sangat populer dijadikan kado ulang tahun
ke-15 atau hadiah dalam penggalangan dana. Masyaallah!
Sedikit muak dengan pemberitaan implan
payudara, karena itu saya coba cari sumber lain barangkali ada yang
memiliki penafsiran berbeda dari kata cantik ini. Setelah rehat sejenak, perjalanan saya lanjutkan hingga tiba di gerbang blog milik Lori Deschene. Dalam kiasan sederhana, founder Tiny Budha ini menafsirkan kata cantik demikian mendalam.
Dalam penafsiran dia, tersenyum adalah perbuatan cantik.
Tak ada perempuan tampak jelek saat tersenyum, katanya. Lebih lanjut
Lori menyebutkan bahwa berada di antara orang-orang yang membutuhkan
pertolongan pun merupakan tindakan cantik. Sekalipun kita tidak bisa melihat tanda-tanda yang menguntungkan, kita tetap ikhlas melakukan perbuatan mulia itu.
Daripada meratapi kenyataan sebagai si ugly duck
lebih baik menciptakan energi positif melalui perbuatan-perbutan dengan
tujuan positif pula, misalnya, menggubah lagu, mebuat blog, atau
mendirikan sekolah nonprofit bagi anak-anak para pemulung, serta
tindakan-tindakan yang bisa menginspirasi orang lain berbuat mulia.
Itulah sebagian hasil renungan Lori dalam postingan yang diberinya judul
35 Simple Ways to Be Beautiful.
Sister, jodoh mungkin masih berada di
ambang batas yang hanya Tuhan sajalah yang mengetahuinya. Saya setuju,
jodoh memang perlu pemikat agar bisa datang menghampirimu. Namun
demikian, daripada kamu mengurusi hal bersifat badaniah semata, agar cantik, lebih baik sibukkan dirimu dengan aktivitas seperti yang dipaparkan Lori Deschene di atas. Bukankah kata Sophia Loren: “Beauty is how you feel inside, and it reflects in your eyes. It is not something physical.”
0 komentar:
Posting Komentar