
Riya adalah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia agar mereka memuji pelakunya, seperti memperindah sholat, menceritakan tentang amal-amal yang pernah dilakukannya dengan maksud agar orang yang mendengarnya memujinya.
Perbuatan riya’ adalah perbuatan yang sangat dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Bahkan perbuatan tersebut termasuk salah satu perbuatan syirik (syirik kecil) yang dapat menghapus semua amal kebaikan yang disertai riya’ tersebut. Allah berfirman:
“Dan apabila mereka hendak sholat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan sholat) dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut nama Allah kecuali hanya sedikit sekali (Q.S. An-Nisa : 142).
Dalam hadits yang lain yang diriwayatkan dari Abu Sa’id secara marfu’, bahwa Rasulullah r bersabda “Maukah aku beritahukan kalian tentang sesuatu yang menurutku lebih aku khawatirkan bagi kalian daripada Al-Masih Ad-Dajjal. Para Sahabat menjawab: “Ya, wahai Rasulullah, Beliau bersabda, “syirik tersembunyi (Riya), yaitu ketika sesorang berdiri melakukan sholat, dia perindah sholatnya itu karena ada orang lain yang melihatnya” (H.R. Ahmad).
Ibnu Khuzaimah meriwayatkan dalam shahihnya dari Mahmud bin Labid. Ia berkata bahwa Rasulullah keluar lalu bersabda “wahai orang-orang! Jauhilah oleh mu syirik tersembunyi” Para sahabat berkata “Wahai Rasulullah! Apa syirik tersembunyi itu? Beliau bersabda “Syirik tersembunyi, yaitu ketika seseorang berdiri melalukan sholat, dia perindah sholatnya itu karena mengetahui ada orang lain yang memperhatikannya, itulah syirik tersebunyi.
2. Thiyarah
Thiyarah adalah merasa bernasib sial atau meramal nasib baik atau buruk karena melihat burung, binatang lainnya atau apa saja. Allah berfirman:
”Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata “ini adalah karena (usaha) kami” dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang besertanya (Q.S. dianggap perbuatanrAl-A’raaf :131). Perbuatan tersebut oleh Nabi syirik yang dapat mengurangi kesempurnaan tauhid dan ini merupakan dosa bersabda “ Thiyarah adalah syirik (H.R. Ahmad,rbesar, Rasulullah 1/389, lihat Shahihul Jami’ no. 3955).
Orang yang sudah terjerumus dalam melakukan hal tersebut diatas, hendaklah membayar kafarat sebagaimana yang dituntunkan oleh Nabir, Abdullah bin Amar berkata, Rasulullah r bersabda :“Barangsiapa yang percaya dengan thiyarahnya sehingga ia mengurungkan hajatnya (yang hendak dilakukan) maka dia telah melakukan perbuatan syirik” mereka bertanya “wahai bersabda, rRasulullah, apa kafarat (tebusan) dari padanya? “Beliau “Hendaknya salah seorang dari mereka mengatakan, “Ya Allah tiada kebaikan kecuali kebaikan dari Engkau, tiada kesialan kecuali kesialan dari Engkau dan tidak ada sembahan yang hak selain Engkau” (H.R. Ahmad 2/220, As-Silsilah Ash-Shahihah no. 1065).
3. Bersumpah dengan nama selain Allah
Sumpah adalah salah satu bentuk penganggungan, karenanya . Dalam sebuah haditsItidak layak diberikan melainkan hanya kepada Allah marfu’ dari ibnu Umar diriwayatkan: “Ketahuilah, sesungguhnya Allah melarang kalian bersumpah dengan nama nenek moyangmu. Barangsiapa bersumpah hendaknya ia bersumpah dengan nama Allah atau diam” (H.R. Bukhari).
Oleh karena itu tidak dibenarkan seseorang untuk bersumpah dengan nama selain nama Allah, misalnya bersumpah dengan kemuliaan Nabi, para wali, nenek moyang, demi ka’bah, dan lain-lain, semua hal tersebut adalah haram, tetapi Allah telah memberikan solusi melalui rasul-Nya, apabila seseorang terjerumus melakukan sumpah tersebut, maka membayar kafarat yaitu dengan membaca Laa Ilaaha Illallah, sebagaimana tersebut dalam hadits shahih: “Barangsiapa bersumpah, kemudian dalam sumpahnya ia berkata demi Lata dan ‘Uzza, maka hendaknya ia mengucapkan “Laa Ilaaha Illallah” (H.R. Bukhari).
4. Duduk bersama Orang-Orang Munafik atau Fasik untuk beramah tamah
Banyak diantara kaum muslimin sadar atau tidak sadar sengaja bergaul dengan sebagian orang fasik dan ahli maksiat, bahkan mungkin juga bergaul dengan orang yang menghina atau melencehkan syariat Islam (orang kafir dan munafiq). Tidak diragukan lagi, perbuatan semacam ini adalah perbuatan yang diharamkan, sebagaiman Allah berfirman:
“Dan apabila kamu melihat orang-orang yang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan yang lain. Dan jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu) (Q.S. Al-An’am : 68)
5. Tidak tuma’ninah dalam sholat
Tuma’ninah adalah diam beberapa saat sehingga tenang anggota badan. Para ulama memberi batasan sekedar waktu yang diperlukan untuk membaca tasbih. Misalnya dengan tidak meluruskan punggung saat ruku’ dan sujud, tidak tegak ketika bangkit dari ruku’ dan sujud, semuanya merupakan kebiasaan yang sering dilakukan oleh sebagian kaum muslimin, apabila seseorang melakukan hal tersebut maka tidak sah sholatnya, Rasulullah r bersabda: “Tidak sah sholat seorang, sehingga ia meluruskan punggungnya ketika ruku’ dan sujud” (H.R. Abu Daud 1/533, lihat Shahihul Jami’ hadits no. 7224). menggabarkan diantara kejahatan pencuri yang paling besarrRasullulah adalah mencuri dalam sholat sebagaimana sabdanya :“Sejahat-jahat pencuri adalah orang yang mencuri dalam sholatnya” mereka (Sahabat) bertanya “ bagaimana ia mencuri dari sholatnya? Beliau menjawab “tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya” (H.R. Ahmad, 5/310 dan lihat Shahihul Jami’ hadits no. 997). Tak diragukan lagi, ini suatu kemungkaran, yang pelakunya harus dinasehati dan diperingatkan akan ancaman Allah dalam melakukan hal tersebut.
6. Mendahului Imam secara sengaja dalam sholat.
Dalam sholat berjamaah sadar atau tidak sadar, banyak orang yang mendahului imam baik dalam hal ruku’, sujud bahkan mendahului imam dalam salam, perbuatan ini dianggap remeh oleh sebagian besar umat Islam, oleh karena itu Rasulullah r mengingatkan dengan ancaman yang keras sebagaimana sabdanya: “Tidakkah takut orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam, akan dirubah oleh Allah kepalanya menjadi kepala keledai” (H.R. Muslim).
Para sahabat sangat berhati-hati sekali untuk tidak mendahului Nabi r. Salah seorang sahabat bernama Al-Barra’ bin Azib berkata: “Sungguh mereka (para sahabat) sholat dibelakang Nabi r, maka jika beliau turun sujud, saya tidakr pernah melihat salah seorangpun yang membungkukkan punggungnya, sehingga meletakkan keningnya diatas tanah, lalu orang yang adarRasulullah dibelakangnya bersimpuh sujud (bersamaan) (H.R. Muslim), dan ketika mulai uzur (lanjut usia) dan gerakannya tampak pelan, Rasulullah tetap mengingatkan orang-orang yang sholat dibelakangnya dengan sabdanya “Wahai sekalian manusia, sungguh aku telah lanjut usia, maka janganlah kalian mendahuluiku dalam ruku’ dan sujud (H.R. Al-Baihaqi


0 komentar:
Posting Komentar