Era PC mulai memudar seiring makin maraknya laptop, tablet,
dan smartphone. Sepertinya tak lama lagi akan dimulai era
‘kaca mata pintar’ dengan diperkenalkannya Google Glass.
Meskipun ada kemungkinan teknologi seperti Google
Glass mengalami kegagalan, pastinya ada pula peluang keberhasilannya.
Mungkin saja suatu hari nanti Facebook, Amazon, dan platform lainnya
mengikuti jejak Google – era kaca mata pintar. Jika itu
terjadi, apa yang akan terjadi dengan masyarakat kita dan apa efeknya bagi
kesehatan kita?
Editor Mashable, Todd Wasserman, mengupasnya
dalam artikel berjudul What Will Google Glass Do to Our Brains.
Implikasi kesehatan
Google Glass berpotensi membuat kita lebih lebih
fokus dengan diri sendiri dan kurang berpartisipasi dalam interaksi dengan
sekitar. Keterasingan seperti itu dapat mempengaruhi kesehatan fisik. Para
ilmuwan mencurigai bahwa jumlah pengalaman interaksi seseorang mempengaruhi
kesehatan psikologis.
Selain keyakinan umum yang mempercayai bahwa pola makan
buruk dan kurang olahraga – yang disebabkan oleh keterasingan tersebut – dapat
menyebabkan penyakit jantung, para ilmuwan juga telah mengidentifikasi Efek
Roseto, yaitu efek hubungan sosial dapat meminimalkan peluang terkena
serangan jantung. Interaksi yang sehat antara satu orang dengan yang lain dapat
membawa kebahagiaan bagi seseorang telah dibuktikan secara ilmiah dan menjadi
teori Efek Roseto.
Kurang perhatian
David Strayer, Profesor Psikologi di Utah University,
mengatakan bahwa seringnya akses ke layar kecil memiliki potensi yang membuat
kita jadi kurang perhatian karena kita hanya bisa fokus pada satu hal dalam
satu waktu.
Kurang perhatian di sini bisa dianalogikan seperti seseorang
menghitung deretan orang, namun ia melewati satu orang yang memakai kostum
gorila – yang seharusnya jelas terlihat. Intinya, bahkan untuk hal yang
seharusnya terlihat, menjadi terlewat karena kurang perhatian. Sama halnya,
ketika seseorang sedang memakai Google Glass, jangan harap ia dapat
mengikuti pembicaraaan lawan bicara di depannya.
Mudah lupa
Leonardo Giusti, Peneliti Pasca Doktoral di MIT Mobile
Experience Lab, mengatakan bahwa Google Glass dalam jangka panjang
berpotensi merusak memori jangka panjang otak. “Akses seketika ke informasi
yang relevan mengenai benda, tempat, atau orang akan mengurangi kebutuhan untuk
menyimpan informasi dalam perspektif jangka panjang,” ujarnya. “Hal tersebut
berpotensi secara progresif kemampuan kita untuk mengingat,” jelasnya.
Setiap bentuk perkembangan teknologi pasti memberikan dampak
positif dan negatif, begitu pula dengan produk Google Glass.
Kebijaksanaan para pengguna dalam menggunakan perangkat tersebut adalah filter terbaik
untuk meminimalisir dampak negatif.
0 komentar:
Posting Komentar